Siapa Paling Hina?


Abad 21 mungkin banyak terjadi perubahan yang drastis pada manusia, baik itu dari sisi teknologi, maupun dari segi kehidupan sosial manusia.

Kini kita dihadapkan pada mereka yang takut pada kematian (kiamat) dan azab dari yang maha kuasa, padahal menurut ku, (pandanganku) mereka egois, mereka sebenarnya mengkhawatirkan diri mereka sendiri dan cenderung ingin menyelamatkan diri sendiri.

Saat ini orang lebih tertarik untuk menghukum orang lain untuk menunjukan pada banyak orang bahwa mereka itu paling benar, ah dunia ini tidak adil, seharusnya mereka ini dicabut nyawanya.

Media sosial yang diciptakan kini menjadi upgrade keburukan manusia, jika dulu merumpi (gosip) harus bertatap muka dan menciptakan geng kini cukup berkomentar saling menjatuhkan seolah mereka itu dewa.

Aku bingung sebenarnya pada tingkah laku orang kebanyakan kini, aku bukan orang baik apalagi suci, aku kotor sekotor kotornya, aku munafik pada omongan ku sendiri tapi aku mengakui itu semua, mungkin itu yang bisa aku sombongkan pada orang kebanyakan itu. Mereka terlalu malu untuk mengakui kesalahan.

Aku berbicara mengenai pacaran, bagaimana wanita harus di hargai dan dihormati, aku tidak melarang pacaran karena bagiku pacaran itu tabu, status sosial yang dibuat-buat orang yang pemikirannya keterbelakangan.

Mendekati zina? Melihat wanita berpakaian minim pun zina, bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrim (islam) juga zina? Jadi apa yang membedakannya dengan pacaran, membayangkan tubuh wanita juga zina toh?

Coba hilangkan kata pacaran dalam pikiran kalian, menikah muda? Itu bukan solusi bung, jangan pernah memaksakan untuk menikah jika kerja saja masih belum bisa, PUASA itu jawabannya.

Aku dekat dengan seseorang wanita, mungkin kalian menyebutnya dengan istilah kuno pacaran tapi aku tidak mengatakannya seperti itu, aku sering berpegangan tangan dengannya, memeluknya sedikit nafsu memang ada, tapi coba ku kendalikan.

Kini orang bermetaformosa dengan cepat, menghina ciptaan tuhan sebatas ingin di akui sebagai makhluk sempurna, alibi mu kurang masuk akal dan bahkan konyol. Dekat dengan seorang wanita itu atas dasar kasih sayang bukan nafsu yang membayang.

Kepalamu mungkin hanya sex dan sex lalu bosan dan meninggalkan, tapi diriku mengatakan tidak wanita harus menjaga diri mereka dan berbuat atas komitmen mereka, itu hak mereka dan dirimu tidak berhak untuk mengaturnya.
Hubungan yang berdasarkan pada paksaan itu yang melanggar kehormatan baik dari pihak wanita maupun pria, keperawanan kini selalu di nomor satukan dalam komitmen menyatukan hubungan, dari situ jika aku boleh menyimpulkan, otakmu hanyalah kumpulan nafsu yang kau tutupi dengan berbagai kedok kepalsuan.

Aku hina sebagai makhluk ciptaan tuhan, banyak yang aku langgar perintah nya, aku mangakui nya, entahlah kalian.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
Non Faedah