Media Yang Dilacurkan


Aku kasih waktu 5 detik untuk subscribe, karena subcribe akan membuat aku kaya dan memiskin kan orang tua kalian yang selalu dimintai uang buat beli quota.

Oke cukup itulah spoiler untuk tulisan aku berikutnya.

Kali ini cukup saja kita bahas apa yang sudah ada dijudul itu.

Kali ini aku memandang bahwa kita hidup untuk makan bukan makan untuk hidup.

Kenapa? Ya kalau kita hidup hanya mengejar uang tahta maka ya yang kita kejar adalah apa yang diinginkan nafsu semata.

Hari ini untuk mencari massa adalah hal yang paling muda, apalagi jika dilihat dari tingginya pengguna sosial media.

Jadi apa yang aku pikirkan saat masih duduk di SMK itu hampir atau bahkan sudah menjadi kenyataan.

Apa itu?

Aku dulu berfikir bahwa dengan banyaknya orang yang bermain sosial media namun dengan rendahnya pengetahuan sang pengguna sosial media maka sangat mudah untuk menipunya.

Mengadu domba dan menggiring opini di sosial media terutama media online adalah ladang uang yang sangat menjanjikan.

Mungkin kalian bisa mencari di google dengan kata pencarian “Uang dari berita hoax”, jangan terkejut membacanya.

Ya walaupun hampir terjun ke dunia haram itu aku sudah mulai mengerti dinamika yang terjadi di dalam media massa saat ini.

Dengan sulitnya mencari sponsor dan tingginya pesaing maka membuat berita yang sangat tidak berfaedah adalah hal yang paling mujarab untuk menaikan eksistensi media massa saat ini.

Beberapa orang mulai memahami dan mengambil kesempatan untuk menaikan pamor dan mengenalkan diri.

Tidak salah dan sebenarnya cerdas karena dapat menangkap pasar.

Namun yang disayangkan adalah, media yang sekarang sudah hampir menjadi pelacur bagi uang.

Apasaja dilakukan demi uang.

Mereka menjual apa saja untuk uang.

Ini yang aku resahkan saat duduk di bangku SMK karena dari SMP aku sudah terjun ke dunia Blogging dan banyak mengenal seluk beluk dunia yang aku rasa sangat bahaya itu.

Netralitas media independen sekarang ini sudah hampir tidak ada lagi, opini yang dikeluarkan hanyalah titipan orang atas atau samping.

Hal yang berbahaya sebenarnya.

Mengingat rendahnya pemahaman pengguna sosial media saat ini.

Membedakan berita hoax dan tidak saja masih belum bisa, ini yang bahaya jika media massa saat ini melacurkan diri mereka.

Hem, berdoa saja mereka ada hait nurani

Sekian.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
Non Faedah