Kisah Lucu Pemuda Perokok Dan Anti Rokok #1 WARNING, TULISAN PALING BANGS*D UNTUK MEREKA YANG PURA-PURA WARAS


WARNING, TULISAN PALING BANGS*D UNTUK MEREKA YANG PURA-PURA WARAS

Alkisah hiduplah seorang yang sangat sibuk dengan dunianya sendiri dan memilih hidup dengan kebebasan namun dirinya penuh dengan misteri

Dan hidup juga seorang pemuda yang hidup dengan prinsip dan ia ingin kemerdekaan atas dirinya sendiri, ia menganggap bahwa percuma hidup namun di atur oleh orang lain, baik itu aturannnya baik ataupun buruk

Karena setiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda, ada yang suka makan menggunakan sendok ada juga yang langssung menggunakan tangan, jika dilihat memang ia akan berbeda pandangan, bisa jadi yang menggunakan sedok akan terlihat sopan jika di pangan orang lain, tapi kenikmatan yang dirasakan juga akan berbeda, dan aku lebih suka makan langsung menggunakan tangan ketimbang menggunakan sedok, bodo amat pandangan orang lain, toh perut juga aku sendiri yang tau

Bergitulah kira-kira orang yang ingin merdeka dari apapun dan hidup dengan apa yang menurutnya nya nyaman.

Kembali ke cerita yang katanya lucu,

Pada suatu malam mereka sepakat untuk bertemu di sebuah warung kopi, bukan karena mereka para pencandu kopi yang merasakan kopi dengan cara berbeda dan menganggap kopi itu hal istimewa dengan menghayati ketika meminumnya, dasar norak menurutku, kopi ya kopi iya akan tetap menjadi kopi, gengsi mu yang merubah citarasanya

Mereka hanya mengincar harga murah dan barang tentu wi-fi gratis untuk mengurangi quota yang mereka miliki walaupun jika di kalkulasikan mereka tetap saja boros, dasar kaum hedon yang sok-sok an borjuis

Selepas adzan berkumandang mereka sudah duduk santai di warung kopi sambil menunduk memegang handpone mereka dan membuka instagram untuk melihat kehidupan palsu yang di pamerkan, sama tapi ada satu hal yang berbeda dari mereka, satu diantara mereka merokok sedangkan yang satunya lagi tidak.

“hei bung, matikan lah rokok mu”
”jangan kau cemari udara yang tuhan berikan untukku” sambung pemuda yang tidak merokok itu

“Ah, ini aku beli sendiri dengan uangku sendiri, janganlah kau mengatur hidup orang lain” balas pemuda perokok itu dengan pandangan masih tertunduk.

Ya, walaupun lucu sih, uang pun masih di berikan oleh orang tua nya sendiri, dasar miskin.

“Jangan egois bung, aku memberi mu nasihat, rokok itu tidak sehat banyak penyakit yang ada disitu”

“Ah, tau apa kau, jangan terpengaruh sama omongan orang, jikalau ini akan membunuhku toh ini semua sudah rencana tuhan”
“tidak ada apa yang di ciptakannya itu tidak bermanfaat, sudahlah jangan kau ikuti konspirasi yang selalu menyalahkan rokok sebagai penyebab penyakit”

“Lalu apakah itu salah, begitu banyak data yang mengatakan rokok itu penyebab penyakit”
“Berapa banyak perokok pasif yang kau rugikan?”

“Kenapa orang jaman dulu itu yang merokok tidak terkena penyakit? Mereka sehat saja, toh kakek dan nenek-nenek banyak yang merokok dan mereka masih sehat dan kuat saat ini”
“Lagipula merokok itu hak setiap individu, mereka bebas memilih”
“Dan rokok itu membantu perekonomian negara kita” ujarnya sebagai pembelaan tanpa data

Pemuda yang anti rokok itu diam aja, hening seketika tak tau harus berargumen lagi ya walaupun ia tau ia benar menurutnya sendiri.

Tidak lama kemudian pemuda yang duduk di samping mereka yang sedari tadi mendengarkan perdebatan mereka menghidupkan lagu yang amat keras dan itu mengganggu orang yang ada di warung kopi itu

“Bising woi, siapa itu? Pelankan musiknya”

“Menghidupkan lagu dengan keras itu hak setiap individu, Lagi pula penjualan dari handphone untuk menghidupkan lagu ini juga menyumbangkan uang untuk negara, dan musik itu sudah ada dari zaman dahulu” jawab pemuda yang menghidupkan lagu itu

Kedua pemuda perokok dan tidak merokok itu termenung memahami apa yang di maksud pemuda yang menghidupkan lagu itu, dan keduanya tersenyum seraya menggerutu di dalam hati

“Bangsat, aku egois”
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
Chapter Buku,Non Faedah